Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ahmad Basarah Berharap Buku 'Catatan Merah' Karya Guntur Soekarnoputra Dibaca Generasi Milenial

Minggu, 11 April 2021 – 05:30 WIB
Ahmad Basarah Berharap Buku 'Catatan Merah' Karya Guntur Soekarnoputra Dibaca Generasi Milenial - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Putra pertama Presiden Soekarno, Mohammad Guntur Soekarnoputra, meluncurkan buku berjudul ‘’Catatan Merah dari Putera Bung Karno, Mulai Asian Games 1962 di Jakarta Sampai ke Galaxy Bima Sakti’’ di Jakarta, Sabtu (10/4), secara virtual.

Sebagian royalti penjualan buku ini akan disumbangkan kepada Komunitas Unidentified Flying Object (UFO), Komunitas Elvis Presley, dan Komunitas Masyarakat Fotografi.

Kumpulan tulisan Mas Tok, panggilan akrab Mohammad Guntur Soekarnoputra, ini diedit oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Dalam buku itu, Guntur antara lain menulis tentang sejarah Asean Games 1962, kisah Bung Karno menyelamatkan Universitas Al-Azhar di Kairo yang hampir ditutup oleh pemerintah Mesir saat itu, kisah fiksi spionase James Bond, sampai pesan-pesan kewaspadaan nasional menghadapi Covid-19.

Selaku editor, Ahmad Basarah menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada tokoh-tokoh nasional yang hadir secara virtual di acara peluncuran buku ini.

Mereka yang hadir antara lain Wakil Presiden VI Try Sutrisno, AM Hendropriyono, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Ganjar Pranowo, Kwik Kian Gie, Soekarwo, Theo L. Sambuaga, Basuki Tjahaja Purnama, dan Prof. Dr. Edi Swasono.

‘’Saya berharap buku ini dibaca oleh banyak generasi muda, generasi milenial, yang belum banyak tahu kisah-kisah heroik proklamator Republik Indonesia Bung Karno,’’ jelas Basarah yang mengaku kerap berdiskusi tentang Bung Karno dengan Mas Tok di rumahnya sebelum Covid-19 merebak.

Basarah menilai penulisan buku ini positif karena merupakan upaya intelektual Guntur Soekarnoputra melawan pihak-pihak yang berusaha menghapus memori bangsa tentang Bung Karno.

Ahmad Basarah menilai penulisan buku ini positif karena merupakan upaya intelektual Guntur Soekarnoputra melawan pihak-pihak yang berusaha menghapus memori bangsa tentang Bung Karno.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News