Ahmad Basarah: Kebangkitan Nasional 2020 Momentum Bersatu Atasi Corona
"Spirit moderasi dan cita-cita luhur Budi Utomo inilah yang ditangkap oleh Bung Karno dan hendak beliau diseminasi ke seluruh jiwa bangsa Indonesia di tengah perjuangan melawan agresi bangsa asing saat itu. Nah, sekarang, spirit Budi Utomo itulah yang harus kita tangkap bersama agar kita keluar dari tekanan pandemi Covid-19,’’ jelas Basarah.
Sekjen Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) 1996-1999 ini menambahkan, bangsa Indonesia saat ini mestinya belajar dari sejarah berdirinya Republik Indonesia setelah lebih dari tiga abad tanah Nusantara dijajah oleh kaum imperialis yang mempraktekkan politik divide et impera.
Politik pecah belah atau politik adu domba ini berbahaya karena politik ini dikenal sebagai kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.
"Saya sadar bahwa anak-anak bangsa saat ini tentu punya kepentingan politik masing-masing sesuai cita-cita luhur mereka. Dulu bapak bangsa kita juga punya kepentingan politik berbeda-beda. Nmaun, ketika menghadapi musuh bersama agresi Belanda, mereka menurunkan ego masing-masing demi kepentingan bangsa. Mengapa sekarang kita tidak bisa meniru akhlak baik bapak bangsa dengan menurunkan ego sektoral kita juga di saat susah akibat pandemi Covid-19?’’ tanya Basarah.
Untuk itu, Ahmad Basarah mengimbau semua pihak untuk menjadikan peringatan hari Kebangkitan Nasional kali ini sebagai momentum untuk bersatu dan bangkit menghadapi pandemi Covid19. Apalagi World Health Organization (WHO) telah memberi peringatan bahwa wabah virus corona masih akan terjadi sepanjang lima tahun ke depan.
‘’Saya ingin menjadikan pandemi Covid-19 ini sebagai momentum positif dengan meminta pemerintah agar serius menyiapkan sebuah ‘’road map’’ untuk membangun dan memperkuat kedaulatan nasional di bidang kesehatan (health security)," tutur Basarah.
"Di masa mendatang, Indonesia tidak boleh lagi punya ketergantungan yang sangat tinggi pada produk impor alat kesehatan dan bahan baku obat, baik untuk menghadapi pandemi Covid 19 maupun untuk mengatasi penyakit lainnya,’’ imbuhnya.
Fakta bahwa Indonesia amat sangat bergantung pada impor di bidang kesehatan pernah diungkap oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro.