Ahok Ingin Bangun Lokalisasi, Ini Alasannya
jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya ide baru lagi untuk menekan angka protitusi di Ibukota. Dia ingin membangun lokalisasi. Alasannya, upaya penyadaran dan pertobatan pekerja seks komersial (PSK) lebih gampang dilakukan di lokalisasi dibanding di panti sosial.
Ahok mencontohkan, apabila ada seorang anak yang dicurigai sebagai seorang PSK, maka akan sulit jika pihaknya mengirim kiai, pastur, atau pendeta ke rumah anak tersebut, dengan tujuan untuk upaya penyadaran. Pasalnya, sambung dia, kedatangan kiai, pastur, atau pendeta itu hanya akan membuat orang tua si anak marah.
"Padahal, ortunya sadar bahwa anaknya kerja seperti itu. Tapi, kalau di lokalisasi, mungkin siangnya, kami bisa datang, ada pastur, pendeta, kiai datang buat dia bertobat," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (27/4).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, pernah ada peristiwa seorang PSK berusia 15 tahun ditangkap lalu dibawa ke Panti Sosial Kebon Jeruk. Saat itu, ibu anak tersebut yang berasal dari Muara Baru nangis dan meminta Ahok membebaskan anaknya.
"Ternyata ditangkap Dinas Sosial, dicari ada di Kebun Jeruk. Saya cek, kemudian dapat laporan dari sana, dia tuh PSK. Nah, seorang yang biasa misalnya anak baru besar, 15 tahun, untuk layanin tamu yang kelas menengah sampai Rp 2 juta, bagaiman bisa dia kita latih masak memasak, jahit menjahit?" tutur Ahok.
Suami Veronica Tan itu mengungkapkan, persoalan PSK tidak akan selesai hanya dengan melatih atau ditangkap dan diserahkan ke panti-panti. Apalagi kalau PSK itu masih muda dan laku.
"Lebih baik kita kenali siapa mereka, dia ada di mana, sehingga kita bisa kirim rohaniwan untuk mempertobatkan mereka. Kalau hanya melatih, ditangkap ke panti-panti, enggak bakal selesai," tandas Ahok. (gil/jpnn)