Ahok Merasa Bebas Gunakan Dana Operasional Kepala Daerah
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama menilai temuan Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) terkait anggaran operasionalnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, temuan FITRA hanya menunjukan nominal anggaran operasional yang memang telah menjadi hak kepala daerah.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, sebenarnya dana operasional bisa digunakan oleh kepala daerah untuk keperluan apapun. Baik untuk membeli barang-barang mewah atau dibagi-bagikan kepada warga tidak mampu.
"Kalau kami beli baju, tas Hermes dan merek mahal dari dana operasional itu pun bisa, ada yang namanya dana lain-lain, bebas. Saya bisa beli apa saja tapi enggak bisa bayar anak saya sekolah, itu baru aneh," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/7).
Jumlah dana operasional yang dianggarkan, lanjut Ahok, juga telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Peraturan itu menyebutkan bahwa kepala daerah berhak mendapat dana operasional maksimal 0,15 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk tahun 2013, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 26,6 miliar atau 0,1 persen dari PAD. Ahok pun menilai FITRA memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang ketentuan dana operasional kepala daerah. Ia juga menggap FITRA berusaha membentuk opini publik bahwa pemerintahan Jokowi boros anggaran.
"Kalau tahun depan lebih tinggi lagi karena berarti PAD-nya naik. Kalau memang jago anggaran, kenapa harus membangun opini seperti itu? FITRA baru boleh teriak-teriak ketika kami pakai 0,2 persen. Itu baru temuan," tegas Ahok ketus.
Lebih lanjut Ahok meminta komentar-komentar FITRA tidak diekspos terlalu besar oleh media massa. Pasalnya, ia curiga FITRA sedang berusaha mencari sensasi untuk meningkatkan popularitas.
"Saya heran FITRA ngejarnya nggak karuan. Teman-teman wartawan jangan tanya-tanya soal itu. Karena membuat dia numpang ngetop gara-gara begini. Masuk TV, diundang ke mana-mana. Tapi awalnya orang nggak tahu siapa dia," tandas mantan Bupati Belitung Timur ini. (dil/jpnn)