AHY Hadiri Peringatan Satu Abad NU Pakai Sarung dan Peci, Pengamat Merespons
“Survei LSI tahun 2021 mengindikasikan basis massa NU berjumlah sekitar 108 juta, berarti hampir sepertiga jumlah masyarakat Indonesia. Secara sosio-kultural, ekonomi maupun politik, NU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Apalagi Mas AHY lahir dan besar dari lingkungan keluarga besar pondok pesantren Tremas, Pacitan,” kata Zaenal yang juga Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC-Asia).
Menurut Zaenal, mendekati NU tidak bisa instan. Organisasi masyarakat yang sudah berdiri bahkan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini berperan sangat penting dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah.
Selama Orde Baru, NU bertahan dengan caranya sendiri agar tetap bisa mengayomi rakyat kecil yang bernaung di bawah NU.
“Peran NU dalam menerima Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam Muktamar tahun 1984, mengakhiri polemik yang berlarut-larut antara negara dan umat Islam pada masa itu,” kata Zaenal.
Zaenal menyatakan salut melihat bagaimana meriahnya sambutan akar rumput NU terhadap AHY. Demikian pula sambutan hangat Gus Yahya dan jajaran pengurus PBNU lainnya, termasuk Mbak Yenny Wahid.
“Jadi, makin menarik melihat sejumlah Ketum parpol lainnya tidak hadir, termasuk parpol yang semula lahir dari rahim NU,” ujar Zaenal.
Zaenal melihat indikasi bahwa AHY memang tokoh nasional yang diterima di mana-mana. Posisinya sebagai Ketua Umum partai oposisi tidak menjadi sekat yang menghalangi.
“Ini fenomena yang cukup langka terjadi dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Akseptabilitas AHY ini akan menjadi modal berharga dalam Pemilu 2024 nanti," tegas Zaenal.(fri/jpnn)