AHY Kritik Jokowi Mulai soal TKA hingga Revolusi Mental
Tak luput, Putu menjelaskan dalam orasinya AHY-pun menyinggung program revolusi mental Presiden Joko Widodo. AHY mempertanyakan eksistensi program tersebut yang semakin hari semakin meredup.
"Mas AHY mempertanyakan revolusi mental yang gencar disuarakan pada pilpres 2014, namun tidak berjalan baik seiring gencarnya pembangunan infrastruktur.
"Apanya yang di revolusi kalo masih banyak pengangguran dan kemiskinan, jangan melulu infrastruktur tetapi lapangan pekerjaan diperbanyak.
"Sopir Tenaga kerja asing digaji Rp15 juta sedangkan sopir lokal kita hanya dapat Rp5 juta, di mana rasa keadilan itu? Kalo begini apanya yang di revolusi? mendapatkan upah di negeri sendiri saja lebih rendah dari TKA. Hasil ini mengacu pada investigasi Ombudsman RI pada tahun 2017," ucap Putu yang juga wasekjen Demokrat ini.
Putu pun mengapresiasi sekaligus mengkritik pemerintah terkait pemberian THR serta gaji ke-13, bagi para PNS, anggota TNI dan Polri. Baik yang masih aktif maupun telah pensiun.
Dalam orasinya, AHY menyatakan ada 28 juta orang yang berada di garis kemiskinan. Serta 70 juta orang yang masih rentan atau rawan kemiskinan.
"Kita berharap, tambahan sementara tersebut dapat membantu, meningkatkan daya beli, serta konsumsi rumah tangga. Namun kita harus memahami bahwa kebutuhan pokok masyarakat harus dipenuhi setiap harinya, setiap bulannya dan bukan ketika saat ramadan saja dengan memberikan THR.
"Bagaimana masyarakat yang tidak mendapatkan THR? Mereka pasti terkena dampak kenaikan harga bahan-bahan pokok yang biasanya terjadi, ini miris sekali. Membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya bukan hanya di saat - saat tertentu saja. Ini sangat rawan hampir 40 persen populasi Indonesia berada di garis kemiskinan.