Airborne Operation Kolaborasi TNI dan Komando Indo-Pasifik AS Terpaksa Batal Gara-Gara Abu Vulkanik
jpnn.com, PASURUAN - Kegiatan Long Distance Airborne Operation rangkaian puncak latihan bersama Super Garuda Shield 2023 TNI dan Komando Indo-Pasifik AS terpaksa dibatalkan karena kendala kondisi alam.
Hal ini disampaikan Danbrigif 18 Letkol Inf Danang Prasetyo Wibowo yang turut dalam kegiatan tersebut.
Menurut Letkol Danang, pembatalan itu dilakukan setelah U.S Force memantau kondisi abu vulkanik Gunung Semeru yang dikhawatirkan mengganggu penerbangan pesawat.
"Untuk keterlambatan dan atau pembatalan yang sebelumnya direncanakan pukul 08.00 waktu setempat, atau ToT (Time over Target) itu dikarenakan dari pihak U.S Force mengatakan bahwa abu vulkanik dari Gunung Semeru sudah memasuki batas wilayah terbang dari U.S Force itu sendiri sejauh 50 nautical mile. Mereka menganggap bahwa abu itu membahayakan pesawat yang akan melintas setelah usai penerjunan. Oleh karena itu dibatalkan yang tadinya rencana berangkat dari bandara base Jepang di Atsugi," ujar Letkol Inf Danang.
Danang mengatakan sebelumnya 50 Prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dari Batalyon Komando (Yonko) 464/Nanggala telah siap mengikuti Operasi Lintas Udara Jarak Jauh (Long Distance Airborne Operation) sebagai bagian dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS) Tahun 2023, yang berangkat dari Pangkalan Militer Atsugi, Jepang pada Jumat (8/9).
Direncanakan para prajurit baret jingga tersebut akan diterbangkan sejauh 5.589 kilometer melintasi Samudera Pasifik dengan menggunakan Pesawat Angkut Raksasa AU Amerika Serikat Boeing C-17 Globemaster.
Pada operasi lintas udara jarak jauh ini, para prajurit Yonko 464 Nanggala menempuh perjalanan selama 8 jam menuju Indonesia, untuk selanjutnya diterjunkan dengan menggunakan parasut T-11 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Grati, Pasuruan, Jawa Timur.
Pada kesempatan Latma ini ke 50 prajurit Kopasgat dipimpin langsung oleh Pasiops Yonko 464 Kopasgat Kapten Pas Nur Syahbani R.