Airlangga Beberkan Faktor Kunci Performa Neraca Perdagangan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan faktor kunci ekspor dan impor Indonesia yang surplus selama 14 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Menurut Airlangga surplus neraca perdagangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya ialah stabilitas pertumbuhan permintaan global, khususnya pada pasar utama, lalu peran dan fungsi perwakilan perdagangan (Perwadag) dalam mendorong peningkatan ekspor.
"Kemudian dinamika perkembangan harga dan volume ekspor komoditas utama dan potensia serta strategi pemerintah dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan impor khususnya pada komponen impor konsumsi," beber dia di Jakarta, Jumat (16/7).
Airlangga menyebutkan surplus neraca perdagangan pada Juni 2021 mencapai USD 1,32 miliar.
"Peningkatan ekspor dan impor tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi di Indonesia terus pulih. Meski di tengah pandemi Covid-19, performa Neraca Perdagangan Indonesia masih cukup impresif," papar dia.
Dia menjelaskan secara historis, surplus pada 2020 bahkan mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan mencatatkan nilai sebesar USD 21,62 miliar. Lebih jauh, angka ini juga telah mendekati rata-rata performa surplus pada peak periode 2001-2011 dengan nilai sebesar USD 26,16 miliar, sebelum akhirnya Indonesia lebih sering defisit sejak 2012.
Airlangga menyebutkan surplus tersebut khususnya ditopang oleh beberapa komoditas nonmigas andalan Indonesia yaitu lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).
Namun, surplus neraca perdagangan ditekan oleh beberapa komoditas yang mengalami defisit, utamanya berasal dari reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis (HS 84), mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya (HS 85), serta plastik dan barang daripadanya (HS 39).