Airlangga Beberkan Faktor Kunci Performa Neraca Perdagangan
Sementara, nilai impor Juni 2021 sebesar US$17,23 miliar terdiri dari impor migas senilai USD 2,30 miliar dan nonmigas sebesar USD 14,93 miliar. Secara penggunaan barang, dibandingkan bulan sebelumnya, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Juni 2021 mengalami peningkatan.
Peningkatan terbesar menurut penggunaan barang terjadi pada golongan barang modal yang meningkat sebesar 35,02 persen secara bulanan (mtm), diikuti bahan baku/penolong sebesar 19,15 persen (mtm), dan barang konsumsi sebesar 16,92 persen (mtm).
“Peningkatan impor bahan baku/penolong mencerminkan peningkatan kinerja sektor riil, sementara peningkatan barang modal juga cukup baik karena berdampak pada peningkatan kapasitas produksi,” ujar Menko Airlangga.
Capaian kinerja Neraca Perdagangan juga dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok. Indeks PMI Manufaktur di kedua negara tersebut masih berada di level ekspansif, yakni 62,1 (AS) dan 51,3 (Tiongkok). Masih tingginya permintaan global telah mendorong aktivitas produksi dalam negeri untuk memenuhi hal itu, sehingga indeks PMI Manufaktur Indonesia berada di level 53,5 dan kinerja ekspor Indonesia meningkat di Juni 2021.
“Secara garis besar, pada Juni 2021, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan nonmigas dengan beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Filipina, dan Malaysia. Sementara, Indonesia mengalami defisit dengan Tiongkok, Australia, dan Thailand,” pungkas Menko Airlangga. (mcr10/jpnn)