Airmata Likas untuk Gelar Pahlawan Nasional Djamin Ginting
Menunggu Gelar Pahlawan
Setelah menjadi komandan di berbagai gerakan perjuangan kemerdekaan, pada tahun 1966 Djamin Ginting lebih banyak menduduki jabatan nonmiliter. Di awali sebagai Sekretaris Presiden, merangkap Wakil Sekretaris Negara. Pada tahun 1968 ia diangkat Presiden Soeharto sebagai anggota DPRGR dan MPRS mewakili eksponen angkatan 1945. Jabatan terakhirnya adalah Duta Besar Berkekuasaan Penuh di Kanada.
Djamin meninggal di Ottawa, Kanada, 23 Oktober 1974, pada usia 53 tahun. Menurut Likas, setelah suaminya meninggal sempat dijanjikan akan diberi gelar pahlawan. Namun, janji itu tak kunjung ada. Baru tiga tahun lalu keluarga Djamin mengupayakan anugerah gelar pahlawan nasional tersebut.
"Tempo hari ketika dia meninggal dia dijanjikan tapi ndak ada kenyataannya. Sekarang sudah jadi kenyataann. Saya senang sekali," ungkapnya.
Akhirnya usaha itu terjawab. Nama Djamin ikut dipilih bersama tiga nama tokoh lainnya dari hasil penyaringan oleh Dewan Gelar Pahlawan terhadap 12 tokoh berdasarkan sejumlah indikator.
Penganugerahan gelar pahlawan ini sendiri melalui rapat pleno gelar pahlawan nasional, sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009.
Ucapan terimakasih pun tak henti keluar dari bibir Likas untuk pemerintah termasuk Presiden Joko Widodo. Ucapan itu juga sudah ia sampaikan saat bertemu Presiden sore tadi.
"Saya terimakasih untuk Pak Jokowi dengan stafnya yang telah menolong menjadikan suami saya pahlawan nasional. Saya bangga," ujarnya setengah terisak.
Lengkap sudah kisah kebahagiaan Likas saat ini. Setelah kisah perjuangan Djamin dan cinta keduanya difilmkan oleh sutradara Rako Prijanto pada Oktober lalu dengan judul "Tiga Nafas Likas", kini suaminya pun mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional. Likas pun berbahagia.