Akademisi: Lonjakan Elektabilitas Anies Bukti Kekuatan PKB di Jatim
jpnn.com, SURABAYA - Pemilihan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan sangat tepat dan strategis. Hal ini akan menutupi kelemahan Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang menjadi basis PKB.
"Ini saya kira pertimbangannya adalah daya ungkit elektoral untuk Anies. Karena Anies, saya kira sudah firm bisa menguasai Jakarta. Di Jawa Barat, separoh (Anies) bisa menguasai. Sehingga cukup tepat NasDem atau Anies menggandeng PKB. Karena memang massanya cukup besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” jelas pakar politik Dr. Umar Sholahudin.
Karena itu Dosen Sosiologi Politik yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini tidak heran dengan temuan terbaru Politika Research and Consulting (PRC) yang dirilis pada Minggu, 17 September 2023.
Hasil sigi PRC pada 7-12 September 2023 bertajuk "Peta Politik Jawa Timur Pasca-Deklarasi Pasangan AMIN" menemukan elektabilitas Anies naik menjadi 18,3 persen dari hasil survei di bulan April 2023 sebesar 14 persen.
Itu berarti dalam waktu seminggu setelah deklarasi Anies-Muhaimin pada 2 September 2023 lalu, terjadi tren peningkatan tingkat keterpilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebesar 4,3 persen.
Belum lagi dukungan yang kian menguat di internal PKB terhadap Anies. Dari 16,7 persen pada April 2023, melonjak menjadi 39,1 persen. Sebanyak 22,4 persen pemilih PKB bermigrasi ke Anies hanya dalam waktu sepekan setelah deklarasi tersebut.
Sementara dukungan pemilih PKB kepada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto melorot drastis, sama-sama kehilangan basis dukungan sebesar 14 persen. Dukungan konstituen PKB ke Ganjar turun dari 39,6 persen menjadi 25,6 persen. Sementara untuk Prabowo dari 42,7 menjadi 28,7 persen.
Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa seminggu setelah deklarasi, sebanyak 54,7 persen warga NU menyatakan kesetujuannya Muhaimin berpasangan dengan Anies.