Akbar Tandjung: Mudah-mudahan Tidak Terjadi Sesuatu pada Novanto
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya, Akbar Tandjung mengkritik kepemimpinan Setya Novanto di partai berlambang beringin itu.
Menurut Akbar, memang Novanto sudah mencoba beberapa langkah konsolidasi ke daerah seperti yang pernah dilakukannya saat memimpin PG pada 1998-2004. Namun Akbar tidak melihat komunikasi yang dilakukan Novanto lewat konsolidasi ke daerah itu memengaruhi kenaikan elektabilitas partai.
"Saya tidak melihat komunikasinya itu memengaruhi soliditas partai, memengaruhi konsolidasi partai. Ternyata tidak, tentu ini ada sesuatu," kata Akbar saat diskusi "Refleksi Satu Tahun Golkar Kepemimpinan Setya Novanto" di Jakarta, Minggu (21/5).
Menurut Akbar, sampai saat ini Dewan Kehormatan maupun Dewan Pembina, Dewan Pakar Golkar belum mendapatkan hasil rekomendasi musyawarah nasional PG pada 2016 lalu. "Produk munas itu belum banyak diketahui kader termasuk kami," katanya.
Artinya, lanjut Akbar, konsolidasi partai belum berjalan. Padahal, kata dia, putusan munas 2016 itu menjadi acuan partai untuk menetapkan peraturan dan kebijakan oragnisasi. "Tapi nyatanya ini juga belum ada," katanya.
Persoalan lain yang disoroti Akbar adalah, masih banyaknya Ketua DPD tingkat I Golkar itu merupakan pelaksana tugas dari DPP PG.
"Masalah ini juga belum terkonsolidasi dengan baik. Mekanisme organisasi belum berjalan baik," kata mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Yang tak luput menjadi sorotan adalah disebut-sebutnya nama Novanto dalam kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik. Bahkan, saat ini Novanto masih dalam status dicegah bepergian ke luar negeri oleh Ditjen Imigrasi atas perintah KPK.