Akhir dari Tahun Pencitraan
Rabu, 29 Desember 2010 – 00:01 WIB
Dalam pertandingan, apalagi sepkabola yang akrab dengan adagium “bola itu bundar”, kalah dan menang sesungguhnya hal yang biasa saja. Bahkan Inggris, yang saat ini Liga Premier-nya paling yahud di muka bumi, pernah tak lolos putaran final Piala Dunia. Sekalinya lolos di Piala Dunia Afrika Selatan (2010), eh pulang lebih awal dibandingkan negara Afrika miskin seperti Ghana.
Tetapi gempa bola 3-0 di Bukit Jalil yang melanda Timnas Garuda itu, memang layak menimbulkan tsunami kesedihan yang menggelisahkan rakyat Indonesia, yang telah kehilangan begitu banyak kebanggaan yang pernah dimilikinya. Dan semua orang tahu, secercah harapan bangkitnya kebanggaan (nasional) dari sepakbola itu sudah benar-benar di depan mata.
Lihatlah, betapa trengginasnya Timnas kita. Semangat pantang menyerah juga dibuktikan dengan keberhasilan menggedor dan menjebol gawang lawan. Sehingga para pemain Timnas disanjung semua lapisan masyarakat. Melebihi sanjungan terhadap politisi manapun. Bahkan melebihi sanjungan dan penghormatan kepada walikota, bupati, gubernur, bahkan presiden yang konon dipilih rakyat…!