Akhir Tahun, Transaksi Industri Hulu Migas Rp 150 Triliun
jpnn.com - JAKARTA – Transaksi industri hulu migas yang memanfaatkan fasilitas dari PT Bank Negara Indonesia (BNI) diklaim mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun diprediksi menembus Rp 150 triliun.
Sampai semester pertama 2016, transaksi hulu migas sudah mencapai Rp 70 triliun. Sebagai perbandingan, pada 2014 transaksi mencapai Rp 115 triliun. Tahun berikutnya naik menjadi Rp 125 triliun.
Vice President Divisi Transaksional Banking Sevices BNI Sri Indira menyebutkan, dari 81 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang sudah berproduksi di Indonesia, yang memanfaatkan transaksi lewat BNI sebanyak 46 KKKS.
“BNI menguasai mayoritas di perusahaan migas. Jadi sangat dominan BNI di oil and gas,” katanya dalam keterangan kemarin. Saat ini, bank pelat merah ini hanya menangani keuangan pada tahap produksi dan transaksi antara KKKS dengan vendor saja, belum mencakup pada tahap pencarian migas atau eksplorasi. “Pembiayaan eksplorasi untuk perbankan belum, kita hanya untuk migas produksi dengan vendornya,” jelasnya.
Pemberian pembiayaan untuk sektor energi yaitu migas dan kelistrikan memiliki porsi 13 persen dari total pembiayaan yang diberikan BNI. Pembiayaan tersebut terus naik sampai kuartal kedua tahun ini mencapai 50 persen.
Sekadar diketahui, BNI menyiapkan berbagai kemudahan bagi KKKS untuk bertransaksi menggunakan mata uang rupiah. Untuk menjaga nilai tukar, Bank Indonesia (BI) memang mewajibkan kepada KKKS untuk melakukan transaksi dalam rupiah.
Aturan tersebut tertuang dalam peraturan BI 17/3/PBI/2015. Sri menyampaikan, peraturan bank sentral yang mewajibkan transaksi dengan rupiah itu dikeluhkan oleh beberapa KKKS. Pasalnya, sebagian besar transaksi keuangan dari perusahaan migas memang menggunakan USD. (lum/jos/jpnn)