Akhirnya, PHDI Restui Jalan Layang
Soal Kondtroversi Jalan Layang yang Dianggap Tabu di BaliSabtu, 26 Desember 2009 – 11:45 WIB
Soal melasti, tegas Wiana tidak ada masalah seperti disebutkan dalam lontar Siwa Sidanta. ''Bunyi teksnya begini, yan sampun roras guli tan keneng paran-paran. Artinya, di atas 12 guli atau 25 cm, tidak ada apa-apa, tidak masalah. Tidak leteh, pretime lewat nggak masalah. Tuhan ada di mana-mana. Jangan pemikiran kita terkotak. Orang Pedanda Made Sidemen, Sanur mesulub tidak masalah," tegasnya.
Namun jika ada perasaan umat kurang enak, kenapa tidak melintas di jalur jalan layang saja. Tentu nantinya dirancang agar mengakomodasi kepentingan melasti dan sebagainya. ''Semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Kalau ada kekhawatiran, tentu juga ada jalan keluarnya," tuntas Wiana.
Seperti diwartakan sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan masalah kemacetan Bandara-Nusa Dua dan Bandara-Simpang Dewa Ruci sudah sangat parah. Namun satu-satunya jalan keluar dengan jalan layang, karena tidak bisa lagi melebarkan jalan ke samping. (art/aj/jpnn)