Aksi Demo Tegang! Seorang Guru Honorer Nyaris Bakar Diri
Guru honorer juga mempertanyakan keberadaan bupati, wakil bupati, Sekretaris Daerah (Sekda) hingga kepala dinas yang tak kunjung menyelesaikan persoalan ini. Lembaga adat pun diminta untuk bersuara, karena guru honorer mendidik anak-anak Kamoro dan Amungme yang ada di pedalaman.
Forum Solidaritas Guru juga menegaskan, bahwa aksi ini murni dilakukan oleh guru untuk menuntut hak.
"Tidak ada orang atau figur yang menunggangi kami. Kami hanya menuntut hak. Kami tidak ditunggangi oleh siapapun, karena mereka tidak beri makan kami. Kami mati, kami sakit di pedalaman, tidak ada yang melihat kami," tegas Ignasius.
Usai menyampaikan orasi, guru kembali tenang dan melanjutkan aksinya menduduki kantor dinas dengan harapan tuntutan mereka dijawab saat itu juga.
Sekitar pukul 14.00 WIT, mereka yang menunggu sejak pagi belum juga mendapat kepastian. Beberapa guru meluapkan emosinya dengan membakar ban. Tapi aksi itu dihalangi oleh pihak Kepolisian yang mengamankan jalannya aksi.
Baru pukul 17.30 WIT para guru membubarkan diri dengan tertib. Guru berencana kembali menggelar aksi di tempat yang sama pada hari ini, Selasa (25/7).(sun)