Aksi Teror Ancam Pemilu Afghanistan
jpnn.com, KABUL - Afghanistan akan menggelar pemilu legislatif Oktober mendatang. Namun, teror kelompok militan membuat pesta demokrasi itu terancam.
Kemarin, Minggu (22/4), ISIS melancarkan serangan bom bunuh diri di pusat registrasi pemilih Kabul. Aksi teror yang menewaskan 52 orang itu memperpanjang masalah pemilu parlemen Afghanistan.
Kemampuan pemerintah untuk menjaga keamanan selama pemilu berlangsung diragukan. Terlebih, pemilu itu nanti juga diselenggarakan di beberapa area yang masih dikontrol Taliban.
’’Tidak mungkin pemungutan suara bisa dilakukan dengan bebas di sana,’’ ujar kontributor Al Jazeera Abdullah Shahood.
Pemerintah memang menyatakan akan mengerahkan keamanan tambahan di lokasi-lokasi yang dianggap rawan agar penduduk bisa memberikan hak suara.
Tapi, warga Afghanistan tak yakin hal tersebut bisa diterapkan. Meski begitu, pemerintah tetap yakin pemilu berjalan seperti rencana.
’’Keputusan kami untuk menggelar pemilu yang adil dan transparan tidak akan berubah dan teroris tidak akan menang melawan kehendak rakyat Afghanistan,’’ terang Chief Executive Afghanistan Abdullah Abdullah sebagaimana dilansir CNN. Hal senada dilontarkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Registrasi pemilih baru dilakukan sepekan ini. Komisi Pemilu Independen (IEC) berharap 15 juta penduduk yang memiliki hak pilih bisa terdata. Ada lebih dari 7 ribu pusat pendataan pemilih yang dibuka di berbagai penjuru Afghanistan.