Aktif Melestarikan Budaya, Unika Atma Jaya Gelar Pementasan Lenong
"Mulai dari proses latihan dan pembelajaran hingga pementasan. Program ini juga bertujuan untuk memberikan dampak positif pada pembentukan karakter anak muda yang terlibat di dalamnya," kata Nicolas.
Rektor UAJ, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) menyatakan budaya lenong dapat menjadi sarana komunikasi efektif dalam menyampaikan berbagai pesan konstruktif dan kritis dengan menggunakan
bahasa yang santai dan jenaka.
“Budaya lenong sangat menarik. Bagaimana pesan komunikasi yang lugas dan tajam dengan membahas topik sehari-hari namun dilandasi kejujuran berpikir serta kejenakaan situasi. Lenong juga membahas
berbagai situasi kondisi masyarakat dengan berbagai permasalahan yang sangat dekat dengan keseharian kehidupan,” ucap Prof. Yuda dalam sambutannya.
Prof. Yuda turut menghargai dan mengapresiasi kinerja panitia dan seluruh pihak yang terlibat untuk mewujudkan kegiatan seni ini. Menurut beliau, kegiatan ini bisa menginspirasi praktik-praktik seni lainnya
agar dapat berkembang mengikuti zaman dan memanfaatkan sistem teknologi informasi serta media sosial yang populer saat ini.
Kegiatan ini juga melibatkan para seniman lokal senior serta anggota komunitas masyarakat yang memiliki keahlian dan minat dalam seni pertunjukan tradisional seperti seni tari, musik dan teater. Para seniman
terlibat dalam memberikan bimbingan terhadap anak muda dalam proses latihan dan penyelenggaraan pementasan.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor UAJ, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) beserta Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, S.E., MSc. CBA serta Kepala Suku Dinas
Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Timur, Berkah Shadaya.
Adapun program ini merupakan bagian dari Mobile Arts for Peace (MAP), sebuah program penelitian sekaligus praktik dalam bidang seni budaya yang dipimpin oleh Prof. Ananda Breed dari University of
Lincoln, United Kingdom.(mcr10/jpnn)