Aktivis Lingkungan Prediksi Kalsel Bakal jadi Langganan Banjir Bandang
Pendiri Yayasan Kalaweit ini menepis dugaan banjir di Kalsel akibat tumpukan sampah di Sungai. Sampah memang jadi masalah di kota besar seperti Jakarta, tapi bukan di Kalimantan.
"Tidak bisa dikaitkan dengan sampah kalau banjir di Kalimantan. Mungkin sampah di kota seperti Jakarta kalau selokan semua pada tertutup oleh sampah jelas bisa mengakibatkan banjir." katanya.
Satu-satunya adalah jumlah air yang datang dengan hujan yang terus-menerus beberapa hari terakhir itu yang membuat banjir sedemikian besar. Kita harus mengetahui bahwa bencana seperti itu akan terus berulang dan kemungkinan akan semakin parah.
"Kenapa? karena adanya perubahan iklim, pemanasan global, ada fenomena alam yang intensitasnya menjadi jauh lebih intens daripada sebelumnya dan ini juga diperparah oleh aktivitas manusia," tegasnya.
Kondisi diperparah lagi dengan kondisi hutan yang habis dibabat dan munculnya fenomena El Nino dengan intensitas hujan yang lebih lebat dari sebelumnya.
"Itu yang mesti kita ingat. Kini kita hanya berharap agar hujan berhenti dan airnya surut. Namun, kita harus mencerna bahwa ini akan rentan berulang terus," ucapnya.
Ditambahkannya kalau dulu banjir hebat terjadi setiap 30 tahun atau 20 tahun tapi saat ini bisa berulang setiap lima tahun.
"Air yang saat ini begitu tinggi, mungkin di tahun selanjutnya akan bisa lebih tinggi karena adanya deforestasi yang hebat sejak tahun 60-an," katanya.