Aktivitas Kepariwisataan di Bali Selatan Tetap Semarak
Ini wajar saja, karena banyak peserta yang belum pernah saling bertemu. Dari pianis nasional sendiri, mereka betasal dari Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Semarang, Bogor dan kota-kota besar lainnya. "Mereka bersaing dengan pianis dari negara asing yang membawa seluruh official, guru piano dan keluarganya," kata Eleonora Aprilita, Panpel dari OpusNusantara.
Emma Rose Koeswandy (6 tahun), peserta karegori A Free Choice yang jauh-jauh datang dari Sydney, Australia juga bersemangat untuk berkompetisi. Emma datang ditemani kedua orang tuanya sangat antusias mengikuti proses daftar ulang.
Dia merasa mempunyai lawan yang hebat dan seru. "Emma Rose sendiri pernah memenangi ajang piano Eistedford Ryde 2017 dan Australia World Category 7 and Under The Most Potential," lanjut Eleonora.
‘’Music is about exploring performance. Musik tidak bisa dipaksakan dan tiba-tiba langsung bisa. Sebagai orang tua kita harus mendampingi dan mengikuti proses bermusik anak. Ini kompetisi pertama yang diikuti Emma di luar Austalia ,’’ tutur Lusi Koeswandy, ibu Emma Rose.
Lusi Koeswandy menuturkan dengan mengikuti kompetisi ini, anak mempunyai wadah untuk belajar dari peserta lain. Anak akan menjadi terlatih dengan peserta-peserta yang di luar komunitasnya sendiri, apalagi dengan peserta dari berbagai negara. “Kalau bisa bikin even di saat holiday school, pasti akan lebih banyak peserta dari Australia. Kita bisa sembari berlibur dan berkompetisi,’’ usul Lusi Koeswandy.
Yuhana Okumura peserta asal Jepang, kategor
Yuhana Okumura peserta Free Choice D category, membawa penerjemah karena tidak bisa berbahasa Indonesia. ‘’Saya merasa bersemangat sekali mengikuti ajang kompetisi ini, apalagi peserta lainnya sepertinya bagus-bagus dan hebat. Ini menambah semangat,’’ kata Yuhana.
Eleonora menambahkan peserta kompetisi piano itu hampir pasti sudah datanh jauh hari sebelum hari H. Mereka butuh suasana, menyiapkan mental, menjajal tempat dan alatnya. (jpnn)