Aktor Aksi Mengecor Kaki Dilaporkan ke Bareskrim Polri
jpnn.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa petani dari kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (13/3) kemarin, mulai menimbulkan polemik. Perwakilan Aliansi Perempuan Rembang Bangkit (APRB) melaporkan aktor di balik aksi tersebut ke Bareskrim Mabes Polri, Kamis (16/3).
Karena diduga mengeksploitasi wanita, setelah sebelumnya unjuk rasa diwarnai aksi menyemen kaki yang umumnya diikuti kaum wanita.
"Kami tidak berbicara terhadap sikap pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang. Namun yang sangat miris di hati saya dan pada umumnya kaum hawa, model penyampaian pendapat yang menurut saya tidak menggambarkan perilaku perempuan yang sebenarnya," ujar Perwakilan APRB Triningsih, usai membuat laporan di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut Triningsih, perbuatan aktor aksi unjuk rasa yang meminta para wanita mengecor kakinya dengan semen, terkesan mengeksploitasi kaum hawa. Padahal dari unsur kesehatan, langkah tersebut sangat berisiko. Dikhawatirkan dapat berakibat mengganggu reproduksi wanita.
"Nah, orang Rembang asli yang nota bene petani, tidak punya pemikiran ke arah situ. Pasti ada penggeraknya," ucap Triningsih.
Menurut Triningsih, laporan yang mereka lakukan bertujuan agar aparat penegak hukum menghentikan kegiatan yang mengancam nyawa seseorang dan memproses secara hukum, aktor di balik aksi tersebut.
"Kami menduga ada dua orang aktor yang mendalangi kegiatan ini. Bukti-bukti juga sudah saya sampaikan. Tadi bertemu Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Bareskrim Polri Ibu Rita Wulandari Wibowo," pungkas Triningsih.
Sebelumnya, petani dari kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, menggelar aksi menyemen kaki di depan Istana Negara, Senin lalu. Aksi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap izin lingkungan baru bagi PT Semen Indonesia yang ditanda tangani Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.(gir/jpnn)