Al-Qur'an Dibakar, Gus Yahya: Rasmus Paludan Berbuat Sia-sia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyangkan sikap Rasmus Paludan ekstremis sayap kanan, dan politisi rasialis Swedia-Denmark, yang kembali melakukan aksi pembakaran Al-Qur'an.
Gus Yahya menilai Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tidak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri
"Whatever his cause is, it is doomed to fail. Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar," kata Gus Yahya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/1)
Menurut Gus Yahya, meski kitab umat Islam dibakar, jelas Al-Qur'an tidak sedikit pun menjadi hina karena perbuatannya.
Gus Yahya menyebutkan perbuatan Paludan justru akan sia-sia. Pasalnya, apabila dia bermaksud menjauhkan orang dari Al-Qur'an, perbuatan itu justru malah mendorong rasa penasaran mereka yang belum tahu isinya.
Jika maksud pembakarannya untuk melampiaskan kemarahan kepada Turki, kata Gus Yahya, Al-Qur'an tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.
"Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga menyebutkan jika terjadi konflik universal atas perbuatan Paludan itu, tidak akan ada kelompok yang bisa menang.(mcr8/jpnn)