Alasan KPU Bersikap Tegas soal Hoaks 7 Kontainer Surat Suara
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah tuduhan yang menyebut le mbaga penyelenggara pemilu itu bertindak reaktif dalam menyikapi hoaks tujuh kontainer surat suara dari Tiongkok yang sudah tercoblos untuk Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin. Menurut Ketua KPU Arief Budiman, lembaganya merasa perlu bertindak karena hoaks itu sudah sangat luar biasa.
Arief mengatakan, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR, Rabu (9/1), ada legislator yang menuding KPU reaktif soal hoaks tujuh kontainer surat suara itu. “Kami tidak reaktif, apalagi sebagian orang menyatakan kami over-reaktif, tidak,” kata Arief di gedung DPR, Jakarta.
Menurut Arief,langkah yang ditempuh KPU sudah dipertimbangkan secara matang. KPU, katanya, memang sudah sering diserang hoaks.
Namun, ujar dia, KPU tetap mempelajari hoaks yang muncul dan cukup meresponsnya dengan memberikan penjelasan. “Tapi, untuk yang tujuh kontainer itu sudah meresahkan, karena tudingannya langsung mengarah bahkan di salah satu akun bahwa KPU telah menyita satu kontainer. Loh, ini kan kebohongan luar biasa,” paparnya.
Mantan peneliti di Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) itu mencontohkan, jika pertanyaannya cuma soal jumlah pemilih dan bukan hoaks, tentu KPU akan menjawabnya dengan data. Namun, kata dia, dalam kasus hoaks surat suara justru KPU dihakimi dan disebut sudah menyita tujuh kontainer berisi surat suara. “Itu kami harus ambil sikap,” tegasnya.
Arief menegaskan, hoaks soal tujuh kontainer surat suara itu merupakan upaya menyudutkan KPU agar tak dipercaya. “Itu upaya mendelegitimasi keberadaan KPU,” tegasnya.(boy/jpnn)