Album Kedua Banda Neira Dirilis dalam Format Piringan Hitam
Banyak fan yang masih berharap Banda Neira bakal reuni suatu saat nanti.
Akan tetapi, Ananda Badudu, gitaris sekaligus vokalis Banda Neira, mengatakan bahwa hal itu adalah mustahil.
Dia dan Rara Sekar kemudian sama-sama sepakat untuk menghentikan proyek tersebut.
Ananda Badudu mengatakan bahwa dirinya begitu gembira ketika akhirnya album kedua Banda Neira diterbitkan dalam format piringan hitam.
"Perlu Anda ketahui, saya tidak pernah memimpikan lagu yang saya bikin, berikut rekaman suara saya bernyanyi, akan dicetak dalam bentuk piringan hitam,” kata Ananda Badudu.
Kabar peluncuran piringan hitam album Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti merupakan obat rindu bagi pendengar Banda Neira.
Meskipun kemungkinan reuni nyaris mustahil, tetapi mendengarkan karya Banda Neira dalam format fisik paling arkaik merupakan obat mujarab untuk memanggil ulang ingatan-ingat tentang album pamungkas Banda Neira.
Materi dari album Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti mendapat mastering ulang oleh Hamzah Kusbiyanto, di Raciksuara Studio sehingga, audio akan terdengar lebih prima.
“Ada semacam pandangan di kepala saya bahwa vinyl itu barang mewah, yang menempati kasta tertinggi rilisan fisik. Sementara Banda Neira dan album-album yang saya dan Rara bikin saat kami masih aktif adalah album-album yang dibikin mulanya untuk semata-mata untuk bersenang-senang dan berkarya untuk memuaskan batin saja. Semua yang terjadi di Banda Neira mengalir begitu saja tanpa banyak direncanakan," jelasnya.
Banda Neira maupun Bojakrama Press sepakat penerbitan album dalam format piringan hitam itu dikerjakan secara kolaboratif. Tidak hanya antara musisi dan pihak label rekaman, tetapi juga pendengar.