Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Alita: Battle Angel, Murni Hiburan Visual, Tidak Lebih

Jumat, 22 Februari 2019 – 22:13 WIB
Alita: Battle Angel, Murni Hiburan Visual, Tidak Lebih - JPNN.COM
Alita: Battle Angel. Foto: 20th Century Fox

jpnn.com - Tak disangka, Alita: Battle Angel booming dalam sepekan terakhir. Film itu memuncaki box office Amerika Utara pekan lalu. Namun, tampaknya kritikus film belum menganggapnya mengagumkan.

Pada 2563, Dr Dyson Ido (Christoph Waltz) yang merupakan pakar cybernetics terkenal di Iron City menemukan sebuah "harta karun" di tempat pembuangan sampah. Yakni, kepala dan inti tubuh sebuah robot yang memiliki otak gadis remaja. Ido membawanya ke rumahnya. Dia memberinya tubuh robot yang sejatinya dibuat untuk putrinya yang telah tiada. Ido menyebutnya Alita, nama mendiang putrinya.

Ido tidak bisa selamanya menggenggam Alita seperti anaknya sendiri. Alita punya jiwa petarung besar. Karena kehilangan memori, Alita berusaha terus menggali masa lalu untuk mengetahui asalnya. Hingga akhirnya dia tahu bahwa dirinya dulu bagian pasukan khusus dengan skill bertarung yang hebat. Dia berasal dari Zalem, kota yang melayang di atas Iron City. Alita menyadari bahwa musuh utamanya, Nova, sedang mengincarnya.

Alita: Battle Angel merupakan adaptasi dari serial manga yang berjudul Gunnm atau Battle Angel Alita yang tayang pada 1990-1995. Film arahan Robert Rodriguez itu terasa cukup familier. Beberapa hal sebetulnya sudah ada dalam film-film lain. Misalnya, Zalem, sky utopia seperti yang ada dalam film Elysium (2013).

Lalu, sosok Alita yang mencari jati diri juga mirip dengan karakter dalam film adaptasi Ghost in the Shell (2017) yang diperankan oleh Scarlett Johansson. Bahkan, motorball, jenis olahraga yang menjadi plot driving dalam film itu, juga serupa dengan Rollerball (1975). Namun, sentuhan ala Transformers membuatnya futuristis.

Efek visual yang ditampilkan sepanjang 140 menit film itu ternyata cukup memukau penonton. Terutama pada penggambaran para robot dan manusia setengah robot yang mendominasi Iron City. Juga suasana kota dengan warm tone yang mengagumkan.

"Ya, karakter utamanya (yang diperankan, Red) Rosa Salazar melakukan penampilan mocap (motion capture, Red), memiliki mata yang besar. Namun, selama film ini, kamu juga mungkin memilikinya (membelalakkan mata, Red)," tulis Vinnie Mancuso, kolumnis Collider.

Efek itulah yang membuat sosok Alita enak dilihat meski memiliki mata besar dan wajah mungil khas manga banget. Kehadiran Alita cukup simpatik dan magnetis. Jadi, meski melalui digitalisasi, rasanya tetap organik.

ak disangka, Alita: Battle Angel booming dalam sepekan terakhir. Film itu memuncaki box office Amerika Utara pekan lalu.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News