'Allah Pasti Cukupkan': Muslim Australia Berzakat di Tengah Kesulitan Ekonomi demi Membantu Sesama
"Sebelumnya karena saya membayarkan bertiga bersama ibu dan ayah, jadi saya kirim Rp100 ribu. Sekarang saya kirim Rp150 ribu karena harga beras juga sudah naik," katanya.
Peluang penerimaan zakat di Indonesia dengan lebih melibatkan negara
Menurut Spesialis Finansial Islam, Greget Kalla Buana, zakat yang merupakan instrumen keuangan sosial, sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi untuk kemiskinan karena sifatnya yang meredistribusi kekayaan atau subsidi silang dari orang yang mampu ke yang tak mampu.
Namun, melihat kondisi Indonesia, ia mengatakan zakat punya potensi yang lebih besar yang masih bisa dimanfaatkan.
"Kalau dibandingkan misalnya dengan Inggris yang umat Muslimnya ada 3 juta orang, mereka bisa menghimpun zakat yang jumlahnya beda sedikit dengan yang dihimpun Indonesia."
"Padahal jumlah Muslim di Indonesia ada 230-an juta orang, ya katakanlah yang masuk golongan mampu ada 70-an juta orang, nah itu potensinya Rp270 triliun, tapi itu enggak pernah tercapai mendekati itu."
Tahun lalu, menurut catatan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) jumlah zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya yang terhimpun adalah sebesar Rp21,3 triliun.
Greget menilai, salah satu solusi supaya realisasi perolehan zakat bisa mendekati potensinya adalah campur tangan negara menjadikan zakat sebagai hal yang 'mandatory' dan bukan 'voluntary'.
"Perintahnya kan 'tariklah zakat', dalam arti negara itu menarik, negara itu ikut mengatur ... seperti misalnya yang diberlakukan di Malaysia."