Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anak Muda Australia Merasa Lebih Dekat dengan Asia

Minggu, 01 April 2018 – 18:11 WIB
Anak Muda Australia Merasa Lebih Dekat dengan Asia - JPNN.COM
Para guru Indonesia berpose bersama Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di salah satu ruang di dalam Sydney Opera House pada Minggu lalu (18/3). Foto: TIMOTHY TOBING/KEDUBES AUSTRALIA JAKARTA FOR JAWA POS

NCP, misalnya, menawarkan kesempatan bagi para sarjana Australia untuk tinggal, belajar, dan mengikuti magang/pelatihan di kawasan Indo Pasifik. Indonesia menjadi negara paling populer yang dipilih para penerima beasiswa NCP. Tak terkecuali Nahhas dan Ivory.

Mengutip rilis Kedutaan Besar Australia di Indonesia, hingga akhir 2018, kelak, bakal ada sekitar 5 ribu mahasiswa Negeri Kanguru belajar dan magang di Indonesia.

Di sisi lain, Australian Award, Endeavour Scholarships and Fellowships, dan International Scholarships to Study Overseas memberikan jalan bagi ribuan mahasiswa dari kawasan Indo Pasifik untuk belajar di Australia.

Di sela ASEAN-Australia Special Summit lalu, dihelat pula Outstanding Youth for the World. Sebuah acara yang mempertemukan belasan remaja Indonesia, dari berbagai latar belakang etnis dan agama, dengan para remaja Australia. Juga dengan background beragam.

Dari semua upaya itulah bibit-bibit perubahan cara pandang tersebut mulai terjadi. ”Setelah tinggal, belajar, dan magang di Indonesia, saya jadi tahu betapa banyak yang ditulis media (Australia) tentang Indonesia itu salah,” kata Ivory yang sempat belajar di Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada itu.

Begitu pula dengan cara pandang anak-anak muda dari para tetangga Australia. Dengan belajar langsung di sana, mereka jadi paham betapa multikulturalnya Australia. Dan, betapa keberagaman itu dihormati dan di-uri-uri.

Mitos-mitos lama pun berguguran. Begitu pula dengan segala asumsi serta prasangka. Misalnya, asumsi yang menyebut Australia adalah negara ”putih (baca: Eropa)” di kawasan ”kulit berwarna (baca: Asia).”

”Berdasar sebuah survei tahun lalu, mayoritas warga Australia berusia 45 tahun ke bawah lebih merasa dekat dengan Asia ketimbang Eropa,” kata Aaron Connelly, periset di Lowy Institute, kepada para wartawan Indonesia yang diundang ke Sydney oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Bibit yang ditanam Australia itu mulai berbuah. Anak-anak mudanya kian mengenal negara tetangga. Mereka merasa lebih dekat dengan Asia ketimbang Eropa

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close