Anak Mulai Melupakan Buku Bacaan, Orang Tua Sebaiknya Lakukan Ini
Agus mengungkapkan layanan khusus anak dibuat lebih menyenangkan. Ada mainan dan sebagainya. Kesenangan yang awalnya didapatkan melalui gawai, bisa dialihkan ke perpustakaan.
Dia menegaskan Perpusnas tidak meninggalkan teknologi, tetapi justru mulai memanfaatkannya. Yakni membuat aplikasi I-Pusnas. Jadi, masyarakat kalau mau baca buku, tak harus datang ke Perpusnas. Cukup buka aplikasi melalui telepon genggam.
“Untuk sekolah ada aplikasi Pusnas Edu, sehingga memudahkan perpustakaan di sekolah mencari buku untuk kebutuhan belajar mengajar,” sebut Agus.
Dia melanjutkan agar anak-anak menyukai literasi, peran orang tua sangat dibutuhkan. Misalnya, mematikan televisi mulai dari pukul 18.00-19.00 WIB untuk memberi waktu membaca.
Ini memang tantangan terbesar. Sejak dini dibiasakan kenalkan bahan bacaan. Saat mau tidur juga, anak-anak paling suka bacaan dongeng, sambungnya.
Pada kesempatan sama, Pustakawan Layanan Anak Fitriana Ramadhani menambahkan menjadi pustakawan khusus anak dituntut memiliki daya kreativitas tinggi. Saat membaca misalnya, tetapi tidak seperti membaca.
Fitriana mencontohkan, anak-anak ditanya soal cita-cita. Mereka membaca dahulu, baru menulis apa cita-cita mereka saat dewasa. Dengan cara ini, buku menjadi hidup.
"Tidak lagi selesai membaca, lalu tutup buku. Jadi, menciptakan sesuatu dari membaca,” pungkasnya. (esy/jpnn)