Anak Petani Lulus jadi Taruna AAL Hanya Modal Rp 10 Ribu
Selama berlayar, tak sedikit suka-duka yang dihadapinya. Mulai dari menerjang badai hingga menaklukkan gelombang besar lautan yang mengadang. Melawan cuaca dingin dan panas sudah jadi santapan biasa.
Dia bersama rekan-rekannya selalu siaga menghadapi segala ancaman yang datang dari berbagai sisi, terutama saat melintasi Samudera Afrika yang terkenal dengan keganasan perompak Somalia.
Namun demikian, Indra juga bisa bersuka-cita bersama taruna lainnya menghabiskan malam di laut lepas.
Beranjak dari satu dermaga untuk mengejar pelabuhan lain di sejumlah negara yang disinggahi.
KRI Bima Suci yang membawa Indra dan taruna lainnya bertolak dari Vigo Spanyol 18 September 2017. Kapal KRI yang dikapteni Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji itu lalu menuju Civitavecchia Italia.
Kemudian, berangkat lagi ke Port Said, Mesir, melewati Jeddah Arab Saudi, Colombo Srilanka. Setelah itu, baru merapat di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.
“Selama perjalanan itu berbagai hal kami alami. Kami disambut ramah oleh masyarakat dari negara yang disinggahi. Bahkan, saat sampai di Jeddah, Arab Saudi, setiap taruna dan taruni yang beragama Islam diajak untuk menunaikan ibadah umrah oleh pemerintah setempat,” ujarnya.
Bagi Indra, menyandang status sebagai anggota TNI AL bukan perkara enteng. Di balik rasa bangga, ada tugas-tugas berat lain yang mengikuti.