Anak Petani Lulus jadi Taruna AAL Hanya Modal Rp 10 Ribu
Selain membawa misi perdamaian, mereka juga mempromosikan potensi wisata Indonesia termasuk pariwisata Sumatera Barat ke mancanegara.
“Banyak suka-duka yang seharusnya bisa saya rentang, mulai dari kegetiran rasa hati menahan rindu akan kampung halaman dan keluarga hingga bangga bisa membawa kapal perang kebanggaan Indonesia ini ke tanah Andalas ini,” kata Indra yang mengaku selama di Padang belum bisa membesuk keluarganya di kampung.
Sama halnya dengan Indra Koto, kadet AAL lainnya asal ranah Minang, Ilham Satria Nanda juga menegaskan bahwa bergabung dengan TNI tak butuh biaya besar.
Putra asal Painan, Pesisir Selatan itu mengaku tak sampai menghabiskan uang Rp 50 ribu. Berbeda dengan Indra, Ilham melamar masuk taruna dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tempat kedua orangtuanyanya kini menetap.
Ilham yang sejatinya juga berasal dari keluarga TNI itu, mengatakan bahwa yang terpenting dimiliki untuk menjadi bagian dari TNI adalah ketahanan fisik yang bagus, semangat, disiplin, dan kecerdasan.
Ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat yang ingin menjadi abdi negara bahwa semua anak muda dari berbagai latar belakang kehidupan punya kesempatan yang sama masuk TNI.
“Salah besar persepsi orang-orang yang yang selama ini menilai bahwa masuk TNI butuh banyak biaya. Jika itu benar, maka saya tak akan berada di sini hari ini. Saya memang berasal dari keluarga TNI juga, tapi bapak saya prajurit tamtama yang bukan orang bergelimang harta,” ungkap putra Syaifullah dan Maidarlis tersebut. (***)