Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Analisis Grafolog soal Tulisan Tangan Terduga Teroris di Katedral Makassar & Mabes Polri

Jumat, 02 April 2021 – 10:08 WIB
Analisis Grafolog soal Tulisan Tangan Terduga Teroris di Katedral Makassar & Mabes Polri - JPNN.COM
Bagian analisis surat wasiat pelaku terorisme yang dilakukan Grafolog Deborah Dewi. Foto: Dok. pribadi

"Untuk ZA, dorongan yang utama adalah kemarahan atas status sosial atau nonmaterial yang melekat pada dirinya, sedangan untuk L dorongan yang utama adalah kemarahan dan ketakutan dalam menghadapi masa depan di kehidupannya yang akan sangat berdampak pada sang ibu," kata dia.

Kata Deborah, kelemahan emosional dan intelektual di antara kedua pelaku menjadi celah sehingga berhasil direkrut menjadi eksekutor teroris.

Deborah menjelaskan, semua kelas sosial sebenarnya bisa saja direkrut menjadi pelaku terorisme dengan pendekatan yang berbeda-beda. Sebagai solusi awal pencegahan, katanya, meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan orang-orang yang diasihi untuk menghindari paparan radikalisme yang menyesatkan.

"Beberapa indikator grafis yang terdapat pada sampel tulisan tangan eksekutor terorisme bukan tidak mungkin terdapat pada diri kita sendiri atau keluarga kita," jelas dia.

Selain itu, yang terpenting ialah setiap kita pihak menyadari rasa tidak aman, cemas, dan kurang percaya diri, semuanya itu normal serta bisa diatasi dengan intervensi perilaku yang tepat. Salah satu solusinya adalah mengisinya dengan hal-hal yang konstruktif, bukan konstruktif semu seperti menerima janji ke surga dengan cara membunuh diri sendiri dan orang lain.

Deborah juga memberikan tips kepada masyarakat untuk mencegah paparan radikalisme di lingkungan keluarga dan lingkungan. Syaratnya, memiliki kesadaran diri yang baik tentang kondisi mental dan emosional diri sendiri maupun keluarga.

Deborah mengingatkan, kedua pelaku teror L dan ZA didominasi rasa tidak aman sehingga menjadi celah bagi perekrut teroris untuk menawarkan solusi palsu melalui jalur jihad versi mereka.

"Jika kita menyadari kondisi diri sendiri yang sedang diliputi kecemasan, misalnya pergilah mencari solusi yang tepat (yang membangun). Hindari jebakan solusi rasa aman palsu (janji pasti masuk surga), sementara yang menjanjikan sendiri tidak melakukannya," kata Deborah. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Grafolog Deborah Dewi menganalisis tulisan tangan dalam surat wasiat dua pelaku teror di Gereja Katedral Makassar, inisial L dan Mabes Polri ZA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News