Analisis Khairul Fahmi soal Anggaran Belanja Alutsista Rp 1,760 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Rencana belanja alat utama sistem pertahanan (Alutsista) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) senilai Rp 1,760 triliun mendapat perhatian pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.
Isu itu muncul setelah beredarnya draf Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres) Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kemenhan dan TNI.
Dalam draf itu terdapat jumlah biaya rencana kebutuhan (renbut) yang mencapai angka USD 124,9 miliar atau sekitar Rp1,760 triliun.
"Kalau menghitung 25 tahun, itu sebenarnya kecil," kata Khairul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (31/5).
Meski tergolong kecil untuk kebutuhan 25 tahun ke depan, Khairul mengingatkan pemerintah lebih cermat dalam mencari sumber pendanaannya.
Terlebih lagi bila menggunakan pinjaman luar negeri, suku bunganya harus serendah mungkin dan tenornya sepanjang mungkin.
"Artinya, suku bunga di bawah 2 persen atau bahkan 2 persen, dengan dengan tenor panjang 12 tahun, kalau memungkinkan sampai 30 tahun," ucap Khairul.
Dia menilai rencana belanja jangka panjang seperti yang tengah disusun oleh Kemenhan memang dibutuhkan. Sebab, selama ini ada inkonsistensi belanja alutsista.