Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Analisis Pakar Geopolitik asal Jepang soal Konflik RI vs Tiongkok

Selasa, 14 Januari 2020 – 08:55 WIB
Analisis Pakar Geopolitik asal Jepang soal Konflik RI vs Tiongkok - JPNN.COM
Presiden Jokowi saat meninjau KRI Usman Harun 359 dan KRI Karel Satsuit Tubun 356 yang siaga di Pangkalan TNI Angkatan Laut Terpadu Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1). Foto: BPMI Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Tiongkok kemungkinan tidak akan mengerahkan kekuatan militer ke perairan Natuna, yang sempat diklaim sebagai bagian dari wilayah perairan tradisionalnya (Nine Dash Line).

Demikian dikatakan pakar geopolitik asal Jepang Kunihiko Miyake dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (13/1).

"Saya melihat situasi ini dalam bingkai yang cukup sederhana. China (Tiongkok) tidak akan mengerahkan kapal angkatan lautnya (ke perairan Natuna). Namun, yang akan dilakukan, mereka akan mengirim ratusan perahu nelayan yang diikuti dengan kapal penjaga (coast guard vessel)," terang Miyake saat menanggapi pertanyaan ANTARA mengenai aksi klaim sepihak Tiongkok terhadap Natuna.

Pakar geopolitik yang pernah berkarir sebagai diplomat di Jepang itu mengatakan, konflik antara Indonesia dan Tiongkok di perairan Natuna kemungkinan tidak melibatkan adu kekuatan militer.

"Jika kita lihat, China akan menempatkan kapal-kapal penjaga pesisirnya terlebih dahulu di perbatasan. Ini adu kekuatan antar-coastguard bukan navy (angkatan laut, red)," tambah dia dalam sesi diskusi yang diadakan Program Studi Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.

Pengajar tamu (visiting professor) di Ritsumeikan University, Jepang, itu berpendapat Pemerintah Jepang dapat membantu Indonesia pada penguatan sektor penjagaan batas maritimnya.

"Banyak hal yang dapat dilakukan pemerintah Jepang. Sebagai negara cinta damai, tentu Jepang tidak memberikan bantuan militer. Namun, Pemerintah Jepang dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan kapasitas penjagaan maritim Indonesia," terang Miyake.

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama antara Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia dengan Japan Coast Guard (JCG) pada Juni 2019.

Pemerintah Tiongkok kemungkinan akan mengerahkan ratusan nelayan ke perairan Natuna, Provinsi Kepri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News