Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Analisis Panggah Susanto Soal Rencana Pemerintah Mengimpor Satu Juta Ton Beras

Sabtu, 20 Maret 2021 – 11:55 WIB
Analisis Panggah Susanto Soal Rencana Pemerintah Mengimpor Satu Juta Ton Beras - JPNN.COM
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Panggah Susanto. Foto: FPG DPR

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia berencana untuk mengimpor beras sekitar 1 - 1,5 juta ton pada tahun 2021. Langkah tersebut bertujuan untuk menjaga stok pangan dalam negeri terutama saat keadaan darurat dan juga menjaga stabilitas harga di pasar.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menilai rencana kebijakan tersebut bisa diambil dengan memperhatikan stok berdasarkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Proyeksi stok CBP tahun 2021 per tanggal 1 Maret 2021 sebanyak 927.862 ton, stok tertinggi diperkirakan bulan Juli 1.435.246 ton, dan 31 Desember 2021 diperkirakan stok akhir 1.018.033 ton.

“Artinya rencana tersebut untuk menjaga ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah,” kata Panggah Susanto dalam keterangan pers, Jumat (19/3/21).

Panggah memprediksi kebijakan impor tersebut bisa saja menuai protes. Namun, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kemenko Perekonomian bakal melakukan impor beras dengan tetap memperhatikan masa panen dalam negeri.

Panggah menjelaskan ketahanan pangan pada intinya berkaitan dengan ketersediaan pangan secara tepat jumlah, kualitas, waktu, dan harga.

Dia menekankan penyediaan pangan harus mengutamakan produksi dari dalam negeri. Namun, apabila ketersediaan dalam negeri kurang karena beberapa faktor seperti cuaca maka dapat dapat dipenuhi melalui impor.

Menurut Panggah, pilihan importasi ini tentu sudah melalui perhitungan dan pertimbangan seksama oleh pemerintah. Salah satu indikatornya adalah menipisnya jumlah stok dan kenaikan harga di tingkat konsumen.

“Pada awal tahun ini banyak sekali bencana di Tanah Air. Tentu ketersediaan pangan saat darurat dibutuhkan. Cuaca ekstrim juga sedang kita hadapi di berbagai daerah. Faktor-faktor ini bisa mengurangi produksi pertanian dalam negeri,” ujar Panggah.

Panggah Susanto menjelaskan ketahanan pangan pada intinya berkaitan dengan ketersediaan pangan secara tepat jumlah, kualitas, waktu, dan harga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close