Anas Sebut Nazaruddin Mirip Pinokio
jpnn.com - JAKARTA - Terdakwa perkara dugaan penerimaan hadiah atau janji dalam proses perencanaan Hambalang atau proyek-proyek lainnya dan pencucian uang Anas Urbaningrum menyebut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai Pinokio. Hal ini diungkapkan Anas saat membaca nota pembelaan atau pledoi pribadinya di Pengadilan Tipikor, Jakarta (18/9).
Awalnya Anas menyatakan bahwa Nazar dari sejak awal berniat dan secara sadar menyusun serta menjalankan skenario agar dirinya masuk dalam pusaran kasus hukum. Untuk mewujudkan Nazar mengarahkan dan menekan para stafnya untuk memberikan keterangan tidak benar.
Menurut Anas, hal itu seharusnya menjadi pertimbangan di dalam menilai keterangan dan kesaksian Nazar baik di dalam berita acara pemeriksaaan maupun yang disampaikan di persidangan.
"Apakah keterangan saksi (Nazar) yang sejak awal punya rencana untuk mencelakakan secara hukum dan kemudian rela menjadi Pinokio demi memenuhi kemarahan dan dendamnya atau demi melayani kepentingan tertentu dapat dijadikan setara dengan "sabda" Nabi atau keterangan saksi-saksi yang jujur dan tanpa agenda tersembunyi?" kata Anas dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (18/9).
Anas menyatakan jika dilihat dari akal sehat dan nalar keadilan hukum, keterangan Nazar dan staf-stafnya yang bekerja untuk kepentingannya seharusnya ditolak. Menurutnya, keterangan itu hanya bisa diterima oleh pihak-pihak yang tidak peduli dengan keadilan.
"Menelan mentah-mentah keterangan darinya dan staf-staf yang bekerja untuk kepentingannya hanya bisa dilakukan oleh pihak yang kepentingannya sama atau pihak yang tidak peduli dengan pentingnya kebenaran dan keadilan di dalam proses hukum," ujarnya.
Dikatakan Anas , keterangan Nazar dan staf-stafnya yang diarahkan untuk membuat keterangan tidak benar, tidak mempunyai nilai pembuktian yang layak. Justru apabila keterangannya dijadikan dasar utama dalam pembuktian perkara maka peradilan bisa tersesat dan membelakangi spirit penegakan hukum dan keadilan.
"Keterangan sesat M. Nazaruddin biarlah menjadi sesat sendiri. Jangan sampai membuat kita semua tersesatkan," tandas Anas.