Ancaman Banjir Berkurang, Kemang pun Kembali Menggeliat
jpnn.com - JAKARTA - Banjir yang merendam kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Agustus lalu cukup mengejutkan banyak pihak.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun saat itu langsung memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi segera membenahi kawasan elite ini agar di masa-masa mendatang bencana tersebut tidak terulang lagi.
Beberapa langkah antisipasi dan mereduksi banjir langsung dilakukan seperti, melakukan pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk kemudian ditertibkan.
Kemudian, pihak Pemprov DKI Jakarta juga tak akan mengeluarkan izin untuk bangunan di kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Selain itu, perbaikan drainase juga akan terus dilakukan sehingga air bisa lebih banyak teralirkan dan genangan tak muncul lagi.
Daerah Kemang yang pada masa awalnya dikenal dengan nama Kampung Kebon, memang menjadi salah satu destinasi primadona bagi masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal dan juga area komersial.
Kawasan ini terkenal sejak abad ke-18. Ketika, itu Lurah beserta mandor-mandornya menetap di sini. Makanya, muncul kalimat yang menyatakan kalau ingin disegani tinggalah di Kemang.
Direktur ERA Vigo, Riduan Goh, mengatakan, pascabanjir dan ditambah solusi yang sudah mulai dijalankan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta, ternyata tidak memengaruhi nilai jual dari kawasan Kemang sendiri. Terlebih, kata dia, banjir yang 'hanya menggenangi sebagian kawasan Kemang', bukan alasan untuk takut tinggal di kawasan tersebut.
"Kemang ternyata tetap menjadi primadona. Istilahnya, back to basic. Minat konsumen dan investor untuk menggarap Kemang tetap tinggi. Adanya genangan beberapa waktu, tidak mengurangi minat masyarakat," kata Riduan.