Andalkan Imunitas Alami, India Tidak Butuh Booster Vaksin
"Mayoritas besar telah terinfeksi secara alami, dan bagi mereka dua dosis sudah cukup. Itulah kenapa kita melihat bahwa setelah berbagai perayaan, jumlah kasus tidak meningkat," kata dia.
Sumber itu mengatakan setelah sebagian besar penduduk dewasa sudah divaksin penuh, pemerintah akan menjadikan dosis penguat sebagai opsi.
Kementerian kesehatan setempat belum berkomentar tentang hal ini.
India melaporkan angka tertinggi kasus dan kematian COVID-19 di dunia pada April-Mei lalu. Survei-survei pemerintah menunjukkan bahwa hampir 70 persen warga India telah terinfeksi alamiah pada Juli.
Negara itu sejauh ini telah mencatat 34,5 juta kasus infeksi, terbanyak setelah Amerika Serikat, dengan 465.000 lebih kematian.
Meski India merayakan dua hari raya terbesar Diwali dan Durga Puja pada Oktober dan November, kasus infeksi telah menurun drastis selama berbulan-bulan.
Banyak negara Barat kini memperluas vaksinasi penguat, bahkan pada penduduknya yang tidak mengalami gangguan kekebalan. Kebijakan itu telah dikritik tajam dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Produsen vaksin India seperti Serum Institute of India --pembuat versi terlisensi dari vaksin AstraZeneca dan Novavax-- memperkirakan pemerintah akan mengizinkan dosis booster awal tahun depan.