Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Aneh Banget, Kemendag Mengimpor Beras saat Kondisi Surplus

Jumat, 12 Januari 2018 – 20:57 WIB
Aneh Banget, Kemendag Mengimpor Beras saat Kondisi Surplus - JPNN.COM
Beras di gudang Bulog. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan kebijakan impor beras 500 ribu ton oleh Kementerian Perdagangan patut dipertanyakan. Menurut Firman, kebijakan itu terkesan dipaksakan.

"Ada apa di balik impor beras 500 ribu ton yang dipaksakan?" kata Firman, Jumat (12/1).

Dia menjelaskan, Oktober lalu adalah musim tanam. Sedangkan Januari sudah panen raya. Bahkan, Februari mendatang merupakan puncak panen raya.

Firman menuturkan, berdasar informasi dengan data data yang bisa dipertanggungjawabkan, Indonesia saat ini sudah surplus beras. Sebab, stok beras pada Januari ini saja ada di mana-mana.

Bahkan harga beras menjelang Lebaran, Natal maupun Tahun Baru 2018 juga dapat terkendali. "Oleh karena itu saya sangat kecewa dan mengecam keras kebijakan Mendag Enggartiasto yang semakin akan membuat kecewa dan mensengsarakan petani," ungkapnya.

Dia menambahkan, para anggota Komisi IV DPR  selalu berkoordinasi dan melakukan monitoring hingga tingkat pasar dan petani. "Tahun 2018 adalah tahun politik, maka kita harus waspada," katanya.

Jika  merujuk pada Undang-undang Pangan, sambung Firman, impor beras baru bisa dilakukann jika produk dan stok nasional tidak tercukupi. "Itu pun harus dapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian," ujarnya.

Firman juga menganggap kebijakan Kemendag itu janggal karena kebijakan impor beras justru diputuskan setelah melakukan rapat dengan para tengkulak. "Padahal semua kita tahu bahwa mafia pangan selama ini  adalah mereka-mereka juga,” katanya. "Ini sangat mencurigakan dan aneh ada apa?"

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mempersoalkan langkah Kementerian Perdagangan mengimpor beras. Padahal, saat ini Indonesia sedang surplus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News