Anggap Omongan Burhanuddin Muhtadi tak Ada yang Salah
Hal yang sama juga dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Dodi Ambardi. Menurut Dodi, dari pengalaman, perbedaan quick dengan hitungan KPU memang tipis sekali. Umumnya di bawah 1 persen. Bahkan, total perbedaan pernah 0.07 persen.
"Sebetulnya, quick count memang tak ingin menggantikan hitungan Komisi Pemilihan Umum," katanya.
Hitung cepat, kata Dodi, memberi gambaran awal. Kalau ada yang berbeda QC bisa dipakai sebagai warning awal untuk melihat data komisi pemilihan. Sifatnya warning atas kejanggalan memang.
Sedangkan Direktur Eksekutif Indo Survei and Strategy (ISS), Hendrasmo mengatakan quick count itu sejatinya adalah alat kontrol. Maka bila perbedaan itu terlalu jauh dengan hasil realnya, patut menjadi pertanyaan. Bahkan dugaan adanya ketidakjujuran dalam proses penghitungan pemilu. (awa/jpnn)