Anggaran PEN Terserap dengan Baik, Ini Dampaknya terhadap Ekonomi
“Saya kira, pada awal pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu, seluruh negara di dunia ini masih belajar menangani pandemi, termasuk Indonesia. Ditambah pandemi tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi tetapi juga jasa hingga bisnis hecil. Tentu ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Semakin besar realisasi anggaran pemulihan ekonomi menunjukkan upaya pemerintah yang tengah fokus menanggulangi pandemi,” ujar Ari.
Lebih lanjut, Ari menjelaskan, anggaran PEN yang dikelola pemerintah bukan hanya meliputi bantuan sosial, stimulus UMKM, stimulus pajak, vaksinasi gratis. Namun anggaran PEN juga mencakup anggaran teknis penyelenggaran PPKM skala mikro, sosialisasi 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) di berbagai tempat umum, hingga riset penanganan Covid-19.
“Karena kita juga tidak bisa terus menerus bergantung pada impor. Menurut saya, realisasi anggaran PEN tinggi ini juga menunjukkan fokus pemerintah yang telah mengkrucut sektor mana saja yang perlu dioptimalisasi.
Hal senada diungkapkan oleh pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah yang menilai realisasi anggaran yang telah mencapai 19 persen di kuartal I tahun 2021 menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin membaik.
“Saya kira kasus Covid-19 ini kan masih terus berlanjut. Mungkin selama tahun 2020 kemarin pemerintah masih meraba-raba pos sektor apa yang harus dioptimalkan. Nah sekarang pemerintah sudah lebih paham untuk mengoptimalkan anggaran di masing-masing sektornya. Artinya pemerintah serius untuk menangani pandemi dan pemulihan ekonomi semakin berjalan kearah yang positif,” ujar Trubus.
Trubus berpendapat, penggelontoran dana PEN ini juga perlu diikuti dengan transparansi dan pengawasan yang terstruktur.
“Alokasi dana PEN ini juga harus diikuti dengan transparansi agar publik bisa mengetahui anggaran digunakan dengan benar,” jelas Trubus. (ant/dil/jpnn)