Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anggota DPR Terkejut Soal Komposisi Pengawas Obat dan Makanan

Sabtu, 06 Agustus 2016 – 13:10 WIB
Anggota DPR Terkejut Soal Komposisi Pengawas Obat dan Makanan - JPNN.COM
Anggota Komisi Bidang Kesehatan DPR RI Ahmad Zainuddin. FOTO: Fraksi PKS DPR

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi Bidang Kesehatan DPR RI Ahmad Zainuddin menilai perlu penguatan sistem pengawasan produksi dan distribusi obat dan makanan di seluruh Indonesia. Salah satunya dengan menambah jumlah tenaga pengawas dan penyidik di seluruh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di semua provinsi.

Dalam kunjungan kerjanya bersama Komisi IX DPR ke Sumatera Utara, Rabu (3/8/2016) lalu, Zainuddin mengaku terkejut dengan fakta dan data komposisi tenaga pengawas dan penyidik yang tidak proporsional dengan jumlah objek sarana yang diawasi.

"Di Balai Besar POM Sumut hanya ada 15 tenaga pengawas, 10 tenaga penyidik. Seluruh Indonesia ada 520 tenaga pengawas dan penyidik. Seharusnya lebih dari itu," ujar Zainuddin, Kamis (4/8/2016).

Padahal dalam data yang dikutip dari situs resmi BPOM, Zainuddin menyebutkan tenaga pemeriksa dan penyidik Balai Besar POM Sumut sebanyak 45 orang.

“Tapi yang lainnya sudah pensiun dan mutasi. Kekosongan ini harus segera diisi," cetusnya.

Sementara total sarana yang diawasi di Sumut mencapai ada 5.811 sarana mencakup rumah sakit, industri Farmasi, industri obat tradisional, industri kosmetika, industri pangan, toko obat, hingga puskesmas, rumah bersalin dan Balai Pengobatan.

Menurut politisi PKS ini, jika jumlah balai dan balai besar POM di seluruh Indonesia berjumlah 33 unit, maka rata-rata setiap balai dan balai besar hanya terdapat 15 orang tenaga pengawas dan penyidik. Sementara satu provinsi saja, objek sarana yang harus diawasi BPOM mencapai ribuan.

"Ini sangat timpang. BPOM harus mengajukan penambahan tenaga pengawas dan penyidiknya kalau ingin memperkuat sistem pengawasan. Wajar saja jika kasus vaksin palsu baru terungkap setelah 13 tahun," jelasnya.

JAKARTA - Anggota Komisi Bidang Kesehatan DPR RI Ahmad Zainuddin menilai perlu penguatan sistem pengawasan produksi dan distribusi obat dan makanan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News