Angka-angka seputar Penanganan Dampak Gempa Lombok
Sampai saat ini PUPR masih melakukan perekrutan. Rata-rata diambil dari mahasiswa teknik. ”Setiap sembilan orang fasilitator bertugas mendampingi 100 hingga 150 rumah. Mereka muter mengecek proses pembangunan,” jelasnya.
Sementara itu, Mabes TNI merealisasikan niat menambah alat berat untuk mempercepat pembersihan puing-puing bangunan di NTB. Menggunakan KRI Banjarmasin 592 milik TNI-AL, mereka mengirimkan berbagai alat berat.
”Yang diangkut terdiri atas 6 ekskavator, 18 dump truck, 5 NPS, 2 truk tangki air, 3 mobil patroli, 1 mobil Panther, dan 3 motor trail,” ungkap Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah kemarin.
Dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, kapal perang tersebut langsung bertolak ke Lombok. Keputusan Mabes TNI mengirim tambahan alat berat tidak lain bertujuan agar bisa menutup kekurangan. Sesuai laporan yang diterima dari petugas di lapangan, salah satu kendala pembersihan puing bangunan adalah minimnya alat berat yang tersedia.
Untuk itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung meminta jajarannya mengirim tambahan alat berat. ”Dikerahkannya kekuatan (satuan) zeni tersebut diharapkan dapat mempercepat proses pembersihan puing-puing reruntuhan dan pemulihan bangunan akibat gempa,” ujarnya.
Dia menambahkan, TNI ingin seluruh bangunan rumah milik masyarakat terdampak gempa segera diperbaiki.
Selain menambah alat berat, kemarin Mabes TNI mengerahkan ratusan prajurit untuk memperkuat personel TNI yang sudah berada di NTB. Tidak kurang dari 275 prajurit turut serta dalam pelayaran KRI Banjarmasin 592 ke Lombok.
Mereka terdiri atas 175 personel Resimen Zeni Tempur (Menzipur) 9 Divisi-1/Kostrad dari Bandung dan 100 personel Resimen Zeni Konstruksi (Menzikon) 11 Kodam Jayakarta. (jun/tau/syn/c9/ttg)