Angkie Yudisti, Perempuan Penyandang Disabilitas yang Mandiri dan Inspiratif
jpnn.com, JAKARTA - Nama Angkie Yudistia jadi salah satu wanita menginspirasi yang berani melangkah dalam 'ketidakmampuannya' untuk meraih mimpi serta harapannya. Wanita yang kerap disapa Angkie itu bermimpi bisa terus berkarya dan menjadi orang sukses walau memiliki keterbatasan alias menyandang disabilitas.
Angkie adalah seorang wanita kelahiran 5 Juni 1987 yang kehilangan pendengaran sejak usia 10 tahun. Lulusan Fakultas Public Relations dari London School Jakarta ini menjadi tunarungu karena kesalahan obat. Tidak semua orang mengetahui cerita Angkie. Sehingga, di pertemuan pertama ia harus selalu menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa dengar, dan harus membaca gerakan bibir.
Dengan kondisi yang demikian, ia sering mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari sebagian besar orang. Namun, Angkie memutuskan untuk tidak larut dan tenggelam bersama ujian itu.
Dia memutuskan untuk melawan, tidak dengan kata-kata tetapi dengan membuktikan dirinya lebih baik dari orang-orang yang merendahkannya. Dengan segala keterbatasan itu, Angkie berusaha bangkit menjadi wanita yang mandiri dan menginspirasi.
Menurut Angkie, untuk menjadi sukses tidak harus pintar. Mental baja merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh siapa saja yang ingin meraih sukses.
”Memulai hari dengan doa baik, bersyukur serta maintaining emosi juga penting. Agar sukses, seseorang juga sesekali perlu mendengarkan kebutuhan tubuh. Kenali potensi diri, belajar dari permasalahan diri, serta belajar untuk nyaman dengan diri sendiri," katanya.
Mengedukasi diri dengan pendidikan tinggi, dan mengobservasi kebutuhan sekitar, agar mampu memosisikan diri dengan empati.
"Selalu rutin untuk mengaplikasikan business plan. Tujuan apalagi yang belum tercapai, bagaimana caranya, jika gagal apa rencana berikutnya. Dan aku menyukai hari-hari aku seperti itu," ujar Angkie.