Anies-Muhaimin Akan Pakai Pendekatan Inovatif Agar Bansos Efektif & Tepat Sasaran
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin per Maret 2023 sebanyak 26 juta orang. Sementara itu, program AMIN dalam mengatasi kemiskinan memiliki semboyan 'Dari buaian sampai lanjut usia'.
Untuk mengatasi kemiskinan, AMIN memiliki program konkret. Ibu hamil mendapatkan makanan sehat dan gratis melalui posyandu; cuti hamil dan melahirkan bagi ibu disertai cuti ayah; serta tunjangan hingga Rp500.000 per bulan bagi ibu yang menjadi kepala keluarga miskin
Kemudian anak di bawah lima tahun (balita) juga mendapatkan makanan sehat gratis di posyandu; pendidikan usia dini bermutu dengan biaya murah untuk semua balita; tempat bermain anak yang mudah diakses dan gratis; tempat penitipan anak dan ruang laktasi di setiap ruang publik; serta memperbanyak kegiatan seni dan olahraga bagi anak.
Bagi usia pelajar dipastikan bisa sekolah dari PAUD hingga SMA/sederajat (wajib belajar 1+12 tahun), semua dapat bangku sekolah, kartu indonesia pelajar (KIP) Plus (tambahan bantuan hingga Rp500.000 di akhir jenjang (SD-SMA).
Paslon AMIN juga memastikan biaya kuliah murah dan gratis bagi keluarga miskin, KIP kuliah plus, voucher kursus/tes bahasa asing hingga Rp3,5 juta per orang untuk persiapan beasiswa, dan lainnya.
Program lainnya adalah penciptaan 15 juta lapangan kerja, termasuk green jobs; pra kerja plus dengan bantuan tunai dari Rp600.000 menjadi Rp3 juta per tahun untuk pencari kerja.
Para lansia juga mendapatkan bantuan hingga Rp300.000 per bulan, cepat berobat dengan antrean prioritas dan jemput bola pemeriksaan, bantuan renovasi hunian layak bagi lansia hingga Rp5 juta, dan lainnya.
"Timnas AMIN sangat menyadari bahwa bangsa ini tidak pernah adil dan makmur untuk semua jika kemiskinan tidak ditangani serius," tegas Prof. Awalil.
Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menyampaikan, bansos masih diperlukan bagi kelompok masyarakat miskin. Akan tetapi, pendekatannya perlu lebih inovatif, terutama dengan menjadikan warga miskin sebagai objek sehingga bisa terlibat langsung dalam pengelolaan bansos dan pada akhirnya mereka bisa bekerja dan berpenghasilan.