Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anna Colin

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 03 Juli 2022 – 07:08 WIB
Anna Colin - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Cita-citanyi: ikut balap sepeda terberat di Afrika Timur. Saya tidak tahu namanya. Mau tanya ke anak rada sungkan: sesama penulis tidak boleh bertanya.

Kematian Anna begitu menggegerkan dunia balap sepeda. Apalagi kematiannya karena ditembak.

Ini mirip penembakan di New York empat hari lalu. Seorang ibu muda, 20 tahun, lagi mendorong kereta bayi di trotoar Manhattan. Jam 20.30. Seorang laki-laki muda mendekat dari belakang: Dor! Dari jarak dekat. Kepala ibu tersebut pecah. Ambruk. Kereta bayinya terlepas. Penuh ludiro.

Si penembak lari. Pakaiannya hitam-hitam. Tutup kepalanya pun hitam. Ia pasti akan tertangkap. Tinggal tunggu waktu. Sang ibu muda sempat kirim WA ke kakaknyi. "Lokasi saya di sini. Just in case," tulisnya.

Penembakan itu hanya beberapa detik setelah WA itu dikirim. Dia seperti punya firasat akan mengalami kejadian buruk.

Saya tidak meneruskan kisah ini. Biarlah para detektif amatir di lingkungan pembaca Disway yang menyelesaikan kisah itu. Terutama siapa penembaknyi.

Dan lagi saya takut diprotes ulang: kok menyelipkan cerita yang tidak nyambung. Seperti Imam dan Trump itu. Padahal ini kan cerita tentang Anna, Kaitlin, dan Colin.

Rupanya ketika Colin tidak di rumah itu Kaitlin datang. Kan sudah tahu kode digital untuk membuka pintu. Apa yang kemudian terjadi saya tidak tahu. Tembak langsung atau bertengkar dulu. Harus menunggu keterangan sepihak Kaitlin. Tidak ada saksi satu pun.

Rasanya, ini memang urusan hati wanita. Yang menembak: Kaitlin Marie Armstrong. Guru yoga. Umur 34 tahun. Yang ditembak: Anna Moriah Wilson. Atlet...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close