Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anomali Pasar Pangan saat Natal dan Jelang Tahun Baru 2018

Senin, 25 Desember 2017 – 16:18 WIB
Anomali Pasar Pangan saat Natal dan Jelang Tahun Baru 2018 - JPNN.COM
Anomali pasar pangan di saat Natal dan jelang Tahun Baru 2018. Foto: Humas Kementan for JPNN.com

Petani Kosim di Desa Putren, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk mengatakan, harga bawang merah di petani Rp 8.000-9.000 per kg dan harga di penebas untuk kualitas bagus Rp 10.000-11.000 per kg.

“Sementara biaya saprodi dan obat-obatan mencapai Rp 12.000 per kilogram, kondisi ini memprihatinkan Pak,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Muslikhudin, Ketua Gapoktan Margo Makmur, Desa Bremi, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak mengatakan, “Ini harga di petani murah banget, bawang merah masih kotor Rp 6.500 dan sudah bersih Rp 8.500 per kilogram.”

Waluapun pasokan cabai surplus, namun terjadi disparitas harga cabai mencapai 180 persen. Harga rata-rata di Jakarta tanggal 24 Desember 2017 cabai rawit merah Rp 42.433 per kg dan cabai merah besar Rp 37.200 per kg.

Namun harga di petani Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Ulus yang memperoleh penghargaan FAO ini mengatakan, “Harga cabai rawit merah di sini Rp 25.000 per kg dan harga cabai merah besar Rp 20.000 per kg.”

Indonesia sudah ekspor daging ayam total 276 ton pada 2017 (BPS), ini mengindikasikan sudah surplus. Namun terjadi anomali dan disparitas harga daging ayam broiler sekitar 160 persen.

Data BPS pada minggu-II Desember 2017 harga daging ayam di eceran Rp 32.070 perkg dan harga di Jakarta tanggal 24 Desember 2017 sebesar Rp 34.500,-.

Nover, manajer rumah potong di Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang mengatakan, “Saya ambil ayam hidup dari peternak Kabupaten Serang dan Wilayah Jawa Barat Rp. 19.000-Rp 20.000 per kg dan biaya prosesing 10 persen.”

Anomali pasar pangan menunjukkan pasar tidak sehat, di mana harga di konsumen tinggi, sementara harga di tingkat petani rendah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close