Ansy Lema DPR: Pemerintah Harus Berpihak Kepada Peternak Kecil Perunggasan
“Supply bibit ayam dari luar negeri harus segera dibatasi, jangan sampai terjadi oversupply. Pemerintah perlu memerintahkan korporasi agar membeli ayam dan telur peternak kecil, karena sebenarnya kita sanggup memenuhi kebutuhan domestik,” papar Ansy.
Mantan dosen itu meminta pemerintah menutup wacana impor ayam beku dari Brasil. Selain mengganggu iklim usaha keunggasan, impor juga mematikan produktivitas peternak kecil domestik.
Justru dalam momentum Pandemik Corona, kata Ansy, Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog dapat membenahi arah kebijakan impor. Karena di tengah Pandemik Corona di mana ekonomi negara-negara di dunia terganggu, Indonesia tak bisa mengharapkan impor ayam dan telur.
Menurutnya, negara-negara importir pasti mau menyelamatkan diri dan menggunakan produksi untuk kebutuhan domestik dalam mengantisipasi Pandemik Corona.
“Bulog mestinya membeli ayam dan telur dari peternak kecil untuk memenuhi konsumsi domestik selama pandemik berlangsung dan tahun-tahun ke depan. Pandemik Corona menjadi momentum strategis bagi Bulog untuk membangun kemitraan dengan peternak kecil dan memutus mata rantai ketergantungan pada impor ayam dan telur,” tambah Ansy.
Pemerintah harus menyiapkan regulasi agar peternak kecil bisa menjadi pamasok daging ayam, telur ke restoran, hotel atau katering dengan porsi berimbang dengan korporasi-korporasi besar. Pemerintah perlu merevitalisasi pola kemitraan antara perusahaan ternak milik Badan Usaha Negara (BUMN) dengan peternak kecil.
“Peternak kecil bisa menjadi penyedia atau pemasok ayam dan telur bagi perusahaan-perusahaan BUMN agar menjamin rantai supply di pasar. Ini penting agar produsen ternak BUMN jangan lagi mengimpor ayam atau bibit ayam dari luar. Pola kemitraan ini juga penting untuk memutus rantai monopoli oleh korporasi-korporasi besar yang memiliki modal besar di pasar,” imbuh Ansy.
Regulasi penting agar tak ada monopoli dan peternak kecil tak boleh hidup dalam kemiskinan struktural model ini. Artinya, mereka sudah berjuang, sudah berusaha memilihara ayam dan telur dalam jumlah besar, tetapi tak beruntung karena harga di pasar ayam jatuh. Biaya yang mereka keluarkan untuk memelihara ayam tak setimpal dengan pendapatan yang mereka terima karena harga jatuh.