Antara Hari Kartini, Bung Karno dan PDI Perjuangan...
jpnn.com - JAKARTA - Hari Kartini menjadi momentum buat banyak pihak untuk mengintrospeksi diri dan merenungkan kembali pandangannya atas gerakan kaum perempuan di Indonesia. Begitu juga dengan partai pemenang Pemilu dan Pilpres 2014, PDI Perjuangan.
"Kepeloporan perempuan Indonesia sangatlah diperlukan agar wajah perpolitikan nasional kembali pada kesejatian politik yang bebas, penuh semangat juang, cinta tanah air, dan mendedikasikan hidup untuk bangsa dan negara," ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, Selasa (21/4).
Buat PDI Perjuangan, peringatan Hari Kartini tidak hanya akan dimaknai sebagai gerakan emansipasi kaum perempuan. "Semangat pembebasan yang dilakukan Kartini, tetap relevan untuk memperjuangkan kepemimpinan perempuan Indonesia," imbuh Hasto.
Menurut Hasto, hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Bung Karno bahwa tidam mungkin mengatur negara ataupun masyarakat, jika tidak mengerti soal wanita. "Bahkan bagi Bung Karno, perempuan merupakan sumber dari kebudayaan itu sendiri," kata Hasto.
Atas dasar hal itulah maka pergerakan kaum perempuan Indonesia harus menyentuh aspek fundamental, yakni menggelorakan kembali kepemimpinan perempuan Indonesia khususnya di bidang politik.
"Kepemimpinan perempuan Indonesia di bidang politik mampu merubah wajah politik agar lebih manusiawi, dan kembali pada misi awalnya untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial," ujarnya.
Untuk itu, DPP PDI Perjuangan terus membuka diri terhadap partisipasi perempuan di bidang politik. "Hampir setengah dari tokoh-tokoh perempuan di Indonesia saat ini, berasal dari PDI Perjuangan," pungkas Hasto. (adk/jpnn)