Antisipasi Teroris dari Filipina, Kapal Laut Bakal Dirazia
jpnn.com, TERNATE - Jajaran Korem 152 Babullah hingga kini terus melakukan pengawasan guna mengantisipasi kelompok teroris yang diprediksi bakal masuk ke Indonesia dari Filipina melalui Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara (Malut).
Komandan Korem (Danrem) 152 Babullah, Kolonel (Inf) Sachono mengatakan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pengawasan di Malut terkait dugaan kelompok teroris yang masuk ke Malut.
Menurutnya, antisipasi masuknya teroris ke Malut tersebut, pihaknya lebih fokus pada kabupaten Halmahera Utara (Halut).
“Pengawasan ini terus dilakukan oleh Lanal, baik Lanal Ternate maupun Morotai. Karena Kota Marawi yang telah diserang oleh pemerintah Filipina, jarak ke Sangir Talaut, Sulawesi Utara hanya 5 jam dan dari sana ke Tobelo Halut juga 5 jam. Jadi, total 10 jam dari Marawi ke Halut. Antisipasi ini lebih fokus ke Tobelo, Halut,” ungkap Sachono seperti dilansir Malut Post (Jawa Pos Group), Rabu(31/5).
Sachono mengaku hingga kini pihaknya belum menemukan indikasi keberadaan warga asing yang mencurigakan di Malut.
Ia menuturkan, dalam antisipasi itu, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan melibatkan Kepala Bandara, Syahbandar, Pemprov, Bea Cukai, Imigrasi, Kementerian Ketenagakerjaan, BIN, Polda dan Lanal untuk membahas sinergitas dan kerjasama demi menangkal para teroris dari Filipina yang masuk ke Malut.
Selain itu, antisipasi itu juga melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk menangkal aliran radikal masuk di daerah, khususnya Halut agar tidak digunakan sebagai basis dari teroris maupun paham radikal.
Menurutnya, peran semua pihak dan kerja sama tiga pilar, Babinsa, Kades, Babinkamtibmas agar tingkatkan sistem peringatan dini dan pelaporan warga bila ada tamu atau orang asing selama 1 x 24 jam. Hal perlu agar setiap orang yang masuk ke wilayah dapat termonitor.