Anton Doni Dorong Penerapan Standar Tinggi Sistem Pendidikan
Lebih lanjut, Anton menjelaskan kompetensi-kompetensi yang relevan dengan perkembangan industri 4.0 dan perlu mendapat bobot perhatian lebih adalah kompetensi digital, penalaran tinggi (HOTS: higher order thinking skills), dan komunikasi.
“Tempat ketiganya dalam kurikulum dan standar kompetensi lulusan harus jelas dan terukur pada setiap jenjang pendidikan,” kata Anton.
Namun, kata Anton, ini tentu harus diselaraskan dengan kepentingan kita untuk memastikan tercapainya kompetensi lain seperti kompetensi iman dan takwa, seni dan budaya, kejasmanian, watak dan kewarganegaraan serta kemampuan akademik dasar.
Anton mengusulkan setiap kecamatan perlu membangun Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Guru. Tujuannya agar proses pengembangan guru tidak instan melalui satu dua momentum pelatihan atau bimtek atau seminar.
“Tetapi terencana, terlembaga, dengan proses pembelajaran yang lebih intensif, berbasis riset-riset empirik yang dilakukan untuk itu," jelas Anton.
Lebih lanjut, menurut Anton, guru dan pengawas sebagai penopang utama standar tinggi dunia pendidikan harus diurus dengan baik. "Jangan standar kompetensinya berbeda, tetapi basis penghitungan angka kreditnya berbeda sehingga perhatian guru malah beralih ke urusan lain yang punya relevansi rendah terhadap kompetensinya," kata Anton.
Ia menegaskan, segala regulasi terkait guru dan seluruh sistem pelayanan terhadap kebutuhan guru dan pengawas perlu diaudit ulang: kecukupan standarnya, kaitan satu sama lainnya, serta kemudahan dan kejelasan standar-standar prosedur pelayanannya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Taruna Merah Putih yang juga mantan Ketua PP PMKRI, Restu Hapsari mengatakan PDIP sedang menyiapkan secara serius bentuk respon sistem pendidikan terhadap perkembangan dan ancaman radikalisme. "Tantangan sangat serius, dan lembaga pendidikan harus dibenahi agar mampu menjawab tantangan ini," kata Restu.